Jumat, 11 Januari 2013

INVESTASI MANUFAKTUR CAPAI Rp 72 TRILIUN



Realiasasi investasi 12 sektor industri manufaktur selama semester I/2012 mencapai Rp72,57 triliun, atau naik 56,94% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp46,24 triliun. Kepala Pusat Badan Pengkajian Kebijakkan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) Kementrian Perindustrian (Kemenperin) Harris Munandar mengatakan, berdasarkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) yang dikelola oleh Kemenperin, pertumbuhan investasi terjadi di penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Menurut dia, data menunjukkan nilai investasi PMA sebesar USD5,45 miliar, atau setara Rp51,77 triliun dengan kurs Rp9.500 per dolar Amerika Serikat (AS), sedangkan nilai investasi PMDN mencapai Rp20,80 triliun.  Sementara itu, pada periode sama 2011, realisasi investasi PMA sebesar USD3,25 miliar atau setara dengan Rp27,62 triliun dengan kurs Rp8.500, sedangkan PMDN mencapai Rp18,63 triliun. Harris menjelaskan, pertumbuhan investasi didorong oleh sejumlah faktor, seperti keunggulan Indonesia dengan pasar yang besar, sehingga menarik minat investasi.

Selain itu, iklim investasi di dalam negeri juga semakin membaik. “Pertama, dari sisi global. Saat ini  terjadi perseteruan politik antara Jepang dan China yag memicu bayaknya pabrik milik Jepang ditutup di China. Kalau kondisi penutupan berlangsung terus tanpa waktu yang jelas kapan ada waktu penyelesaian, tentu mereka harus memutuskan hengkang. Selain Thailand, alternative relokasi adalah Indonesia. Dari sisi pasar, Indonesia seperti China yang jadi incaran karena besarnya pasar.” Kata Harris di Jakarta kemarin.

Daya beli kelas menengah di Indonesia juga terus meningkat. Pemerintah, kata dia, melalui Kemenperin terus berupaya mendorong investasi di dalam negeri, baik PMA maupun PMDN. Adapun investasi yang didorong masuk adalah yang bernilai tambah, memiliki dampak besar, dan berteknologi tinggi. “Dengan iklim investasi, serta berbagai insentif investasi, seperti tax holiday, semakin memacu arus investasi,” ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, masalah politik antara China dan Jepang akan membuat Jepang lebih melihat Indonesia sebagai negara yang loyal.
Investasi Jepang akan meningkat di Indonesia. Automotif dan elektronika Jepang di Indonesia lebih menguasai pasar ketimbang Korea Selatan. Untuk TPT (tekstil dan produk tekstil), Jepang buka Negara yang fokus irusi ini karena sebagian besar sudah di-take over pengusaha Indonesia.

Sekjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Harry  Warganegara mengatakan, kebijakkan pemerintah terkait hilirisasi industri berbasis sumber daya alam (SDA) mulai berdampak positif terhadap peningkatan investasi di dalam negeri.

Harry optimis pertumbuhan investasi akan terus berlangsung hingga tahun depan. Asalkan, kata dia, kebijakan pemerintah bisa mendukung investasi. “Hipmi berharap investasi di sector lain juga tumbuh, supaya Indonesia bisa mandiri. Masa HP dan televisi harus kita impor terus,”kata Harry.

Analisis :
Daya beli kelas menengah di Indonesia juga terus meningkat. Pemerintah, kata dia, melalui Kemenperin terus berupaya mendorong investasi di dalam negeri, baik PMA maupun PMDN. Adapun investasi yang didorong masuk adalah yang bernilai tambah, memiliki dampak besar, dan berteknologi tinggi. Realiasasi investasi 12 sektor industri manufaktur selama semester I/2012 mencapai Rp72,57 triliun, atau naik 56,94% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp46,24 triliun

Sumber : Koran Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar