Realiasasi investasi 12 sektor industri
manufaktur selama semester I/2012 mencapai Rp72,57 triliun, atau naik 56,94%
dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp46,24 triliun. Kepala Pusat
Badan Pengkajian Kebijakkan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) Kementrian
Perindustrian (Kemenperin) Harris Munandar mengatakan, berdasarkan Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) yang dikelola oleh Kemenperin, pertumbuhan
investasi terjadi di penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam
negeri (PMDN).
Menurut dia, data menunjukkan
nilai investasi PMA sebesar USD5,45 miliar, atau setara Rp51,77 triliun dengan
kurs Rp9.500 per dolar Amerika Serikat (AS), sedangkan nilai investasi PMDN
mencapai Rp20,80 triliun. Sementara itu,
pada periode sama 2011, realisasi investasi PMA sebesar USD3,25 miliar atau
setara dengan Rp27,62 triliun dengan kurs Rp8.500, sedangkan PMDN mencapai
Rp18,63 triliun. Harris menjelaskan, pertumbuhan investasi didorong oleh
sejumlah faktor, seperti keunggulan Indonesia dengan pasar yang besar, sehingga
menarik minat investasi.
Selain itu, iklim investasi di
dalam negeri juga semakin membaik. “Pertama, dari sisi global. Saat ini terjadi perseteruan politik antara Jepang dan
China yag memicu bayaknya pabrik milik Jepang ditutup di China. Kalau kondisi
penutupan berlangsung terus tanpa waktu yang jelas kapan ada waktu
penyelesaian, tentu mereka harus memutuskan hengkang. Selain Thailand,
alternative relokasi adalah Indonesia. Dari sisi pasar, Indonesia seperti China
yang jadi incaran karena besarnya pasar.” Kata Harris di Jakarta kemarin.
Daya beli kelas menengah di
Indonesia juga terus meningkat. Pemerintah, kata dia, melalui Kemenperin terus
berupaya mendorong investasi di dalam negeri, baik PMA maupun PMDN. Adapun
investasi yang didorong masuk adalah yang bernilai tambah, memiliki dampak
besar, dan berteknologi tinggi. “Dengan iklim investasi, serta berbagai
insentif investasi, seperti tax holiday,
semakin memacu arus investasi,” ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan
Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, masalah politik antara China dan
Jepang akan membuat Jepang lebih melihat Indonesia sebagai negara yang loyal.
Investasi Jepang akan meningkat
di Indonesia. Automotif dan elektronika Jepang di Indonesia lebih menguasai
pasar ketimbang Korea Selatan. Untuk TPT (tekstil dan produk tekstil), Jepang
buka Negara yang fokus irusi ini karena sebagian besar sudah di-take over pengusaha Indonesia.
Sekjen Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia (Hipmi) Harry Warganegara
mengatakan, kebijakkan pemerintah terkait hilirisasi industri berbasis sumber
daya alam (SDA) mulai berdampak positif terhadap peningkatan investasi di dalam
negeri.
Harry optimis pertumbuhan
investasi akan terus berlangsung hingga tahun depan. Asalkan, kata dia,
kebijakan pemerintah bisa mendukung investasi. “Hipmi berharap investasi di
sector lain juga tumbuh, supaya Indonesia bisa mandiri. Masa HP dan televisi
harus kita impor terus,”kata Harry.
Analisis :
Daya beli kelas menengah
di Indonesia juga terus meningkat. Pemerintah, kata dia, melalui Kemenperin
terus berupaya mendorong investasi di dalam negeri, baik PMA maupun PMDN.
Adapun investasi yang didorong masuk adalah yang bernilai tambah, memiliki
dampak besar, dan berteknologi tinggi. Realiasasi investasi 12 sektor industri
manufaktur selama semester I/2012 mencapai Rp72,57 triliun, atau naik 56,94%
dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp46,24 triliun
Sumber : Koran Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar