Pelaku industri sepatu nasional menargetkan nilai
ekspor tahun 2012 bisa naik 18% atau menembus angka US$ 3,9 miliar (Rp 36,01
triliun). Beberapa Negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan
Filiphina menjadi pasar potensial untuk produk sepatu dan alas kaki Indonesia.
Sepanjang
2011, nilai ekspor sepatu Indonesia mencapai US$ 3,3 miliar atau setara dengan
Rp 30,47 triliun. Awalnya, nilai ekspor tahun 2012 ditargetkan naik signifikan
mencapai US$ 5 miliar atau Rp 46,17 triliun. Namun target tersebut terpaksa
diubah lantaran terpengaruh oleh rencana kenaikan harga bahan bakar minyak dan
tuntutan kenaikan upah dari serikat pekerja. Selain itu, penjualan pada kuartal
pertama tidak lancar akibat neraga – Negara Eropa, sebagai tujuan ekspor utama,
sedang mengalami krisis ekonomi.
Saat
ini ada sejumlah merek yang akan masuk ke pasar Asia Tenggara, seperti Andre
Valentino dan Rotelly. Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia Eddy Wijanarko
berharap sepatu Indonesia bisa merebut 10% pasar di kawasan ini, meningkat dari
tahun –tahun sebelumnya saat nilai perdagangannya masih minus. Selama ini, 40%
sepatu asal Indonesia dijual ke Eropa, 30% ke Amerika, dan sisanya dikirim ke
Jepang, Korea Selatan, serta kawasan Timur Tengah dan Afrika.
Sebelumnya,
Ketua Dewan Penasihat Aprisindo Djimanto memperkirakan ada dua hal yang bisa
mendongkrak nilai ekspor sepatu Indonesia, yaitu :
a.
Meningkatnya permintaan dari konsumen
lama
b.
Bertambahnya permintaan dari Amerika
setelah para distributor dan pengecer Negara itu mengalihkan pasokan dari Cina
ke Negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Sumber : Koran Tempo, Senin 21 mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar